THE VOTERS – Delegasi pemerintah Israel mendapat teriakan “pembohong” saat berbicara di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk membela serangan militer di Gaza. Gilad Noam, Wakil Jaksa Agung Israel untuk Urusan Internasional, menyatakan di depan ICJ bahwa Israel tengah berperang melawan Hamas dan membantah tuduhan genosida.
Dilansir dari Middle East Monitor pada Sabtu (18/5/2024), ICJ pada Jumat (17/5) mengadakan putaran ketiga sidang untuk langkah-langkah darurat yang diminta oleh Afrika Selatan, yang menginginkan pengadilan memerintahkan gencatan senjata di Gaza.
Afrika Selatan sebelumnya menyampaikan kepada ICJ pada hari Kamis bahwa situasi di Gaza telah mencapai “tahap baru dan mengerikan” dan mendesak para hakim untuk memerintahkan penghentian operasi militer Israel.
Di depan ICJ, Noam mengatakan, “Dengan mengeksploitasi Konvensi Genosida, Afrika Selatan menyarankan adanya pembacaan hukum internasional yang berbelit-belit, sehingga setiap konflik dapat dibawa ke pengadilan ini.”
Noam juga menuduh Afrika Selatan bersekutu dengan Hamas dan menyoroti pertemuan antara Menteri Luar Negeri Afrika Selatan dan delegasi Hamas di Johannesburg, Afrika Selatan.
Dia menambahkan, “Menteri Luar Negeri Afrika Selatan tidak mendesak Hamas untuk melepaskan sandera, berhenti menggunakan perisai manusia, atau berhenti beroperasi di rumah sakit PBB atau tempat-tempat lain yang dilindungi. Oleh karena itu, Afrika Selatan tidak tertarik pada kebenaran, hukum, atau keadilan.”
Noam juga menyatakan bahwa Rafah, kota paling selatan di Gaza yang menjadi fokus sidang, adalah pusat “aktivitas teroris yang sedang berlangsung,” termasuk penyanderaan.
Ia menunjukkan bahwa Israel telah membuka tiga perlintasan darat baru ke Gaza dari wilayah Israel, memperluas kapasitas perlintasan yang ada, dan menginvestasikan $52 juta untuk memperluas infrastruktur dan kapasitas jalan untuk semua penyeberangan.
“Tidak sulit untuk melihat bahwa Israel telah melakukan upaya tambahan untuk meningkatkan penyediaan bantuan kemanusiaan di seluruh Gaza. Pengabaian sepenuhnya oleh Afrika Selatan terhadap kenyataan dan kebenaran ini sangat jelas dan mengkhawatirkan,” kata Noam. (*)
Tinggalkan Balasan