THE VOTERS, MAKASSAR — Libur panjang menjadi hal yang membahagiakan bagi sebagian orang. Namun hal tersebut justru dianggap mengganggu kinerja bisnis oleh para pengusaha.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno menuturkan bahwa dengan adanya libur panjang menimbulkan efek yang sangat besar untuk sektor ekonomi. Sebab banyak aktifitas terhambat karena hal tersebut.

“Kami para pengusaha telah meminta pemerintah untuk menghapus kebijakan cuti bersama atau menghapus libur untuk bidang usaha tertentu,” ucapnya.

Kata dia, cuti bersama karyawan di bidang usaha tertentu memiliki efek domino yang bisa mengganggu kegiatan ekonomi dan usaha lainnya.

“Harusnya pelabuhan yang melayani impor dan ekspor seharusnya buka selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenapa hal tersebut mesti menjadi perhatian khusus sebab tidak ada libur karena jadwal kapal luar tidak mengikuti waktu libur Indonesia.

“Makanya perlu ada kebijakan terkait itu agar aktivitas bisnis bisa terus berjalan dengan baik,” ucapnya.

Ia meminta agar ada peraturan dari pemerintah agar tidak ada libur bagi kegiatan usaha terkait pelayanan publik. Regulasi dimaksud cukup berupa Keputusan Presiden (Keppres).

“Untuk pelayanan publik jangan pernah ada libur dalam 24 jam. Karena ini masyarakat tidak libur dari aktivitas, jadi petugasnya mesti diatur hari dan jam kerjanya,” katanya.

Ketua GPEI Sulaelbar, Arief R Pabettingi menuturkan bahwa dengan adanya libur panjang karena cuti bersama itu menimbulkan dampak diberbagai sektor utamanya sektor usaha. Sebab aktivitas logistik pelabuhan terganggu karna tidak ada pelayanan.

“Karena aktivitas bisnis ini terganggu utamanya di pelabuhan yang melayani aktivitas logistik untuk kegiatan ekspor,” tuturnya.

Kata dia, problem tersebut mesti mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah sebab ini akan berdampak terhadap perputaran ekonomi di Sulsel. Ia meminta ada sistem pelayanan yang diatur sedemikian rupa di pelabuhan agar bisa terus melayani selam 7/24 jam.

“Jadi kalau aktivitas logistik ini terganggu tidak ada transaksi yang terjadi sehingga pasti subangsih sektor ekspor untuk perekonomian Sulsel akan menurun juga,” katanya. (masri)