THEVOTERS.ID, JENEPONTO — Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini, Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerja sama dengan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI-PGRI) Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, menggelar pelatihan dan pendampingan gamifikasi pembelajaran berbasis etnomatematika.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan literasi dan numerasi para guru PAUD di wilayah tersebut dengan memanfaatkan teknologi digital dan pendekatan berbasis budaya lokal.
Sebanyak 90 guru TK yang tersebar di 39 satuan pendidikan PAUD di Kecamatan Binamu, Jeneponto, mengikuti pelatihan ini.
Salah satu fokus utama dari pelatihan ini adalah mengajarkan para guru cara menerapkan gamifikasi dalam proses pembelajaran, dengan memanfaatkan aplikasi teknologi berbasis Android. Selain itu, pendekatan etnomatematika diperkenalkan untuk mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam pembelajaran anak usia dini.
Ketua pelaksana kegiatan, Muh. Isbar Pratama, S.Si., M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan guru-guru PAUD dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
“Program ini tidak hanya membekali para guru dengan keterampilan teknologi, tetapi juga memberi mereka pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan pembelajaran berbasis budaya. Gamifikasi adalah salah satu metode yang sangat efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan minat belajar anak-anak, sementara etnomatematika membantu anak-anak untuk memahami dan menghargai budaya lokal sejak dini,” ungkap Isbar Pratama.
Kegiatan ini mendapatkan bantuan dana dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud tahun anggaran 2024 melalui skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
Dana ini digunakan untuk mendukung pelatihan yang mencakup berbagai aspek, mulai dari pengenalan teknologi digital hingga penerapan budaya lokal dalam pembelajaran.
Sementara itu, Anggota Tim PKM, Angri Lismayani, S.Pd., M.Pd., yang juga menjadi instruktur dalam pelatihan, menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran PAUD.
“Kami menyadari bahwa sebagian besar guru PAUD di Jeneponto masih menggunakan metode pembelajaran konvensional. Melalui pelatihan ini, kami berharap para guru dapat mengadopsi pendekatan baru yang lebih interaktif dan sesuai dengan perkembangan teknologi,” jelas Angri.
Ia menambahkan bahwa gamifikasi pembelajaran tidak hanya meningkatkan minat belajar anak-anak, tetapi juga membantu guru dalam menyampaikan materi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.
Rekan sesama anggota, Dedy Aswan, S.Pd., M.Pd., menyebutkan bahwa program ini juga memberi kesempatan kepada para guru untuk lebih mengenal penggunaan aplikasi digital dalam pembelajaran.
“Para guru kini bisa memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi pembuatan konten pembelajaran interaktif berbasis Android. Ini sangat bermanfaat dalam mempersiapkan mereka untuk mengintegrasikan elemen-elemen teknologi dalam kegiatan belajar mengajar,” kata Dedy Aswan. Menurutnya, keterampilan ini tidak hanya relevan untuk pembelajaran PAUD, tetapi juga akan sangat berguna di masa depan ketika teknologi menjadi bagian integral dari dunia pendidikan.
Selain dukungan dari pihak kampus, pelatihan ini juga mendapatkan perhatian serius dari pihak pemerintah daerah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto, H. Muhammad Syahrir, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini.
Menurutnya, program seperti ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang pernah masuk dalam kategori Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T).
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh guru-guru di daerah kami. Teknologi adalah masa depan pendidikan, dan melalui pelatihan ini, kami berharap para guru dapat lebih siap untuk menerapkannya dalam proses belajar mengajar,” ujar Muhammad Syahrir.
Ia juga menambahkan bahwa peningkatan kapasitas guru PAUD sangat berpengaruh terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jeneponto, yang masih tergolong rendah dibanding daerah lain di Sulawesi Selatan.
Eka Novianti S. Armal, S.Pd., Gr., Ketua IGTKI-PGRI Kecamatan Binamu, yang juga menjadi mitra dalam program ini, menyatakan kegembiraannya atas terlaksananya kegiatan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Negeri Makassar atas inisiatif ini. Para guru mendapatkan banyak wawasan baru, khususnya dalam memanfaatkan teknologi dan budaya lokal dalam pembelajaran. Ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan PAUD di daerah kami,” ujarnya.
Pelatihan ini dilaksanakan selama beberapa sesi yang mencakup berbagai topik, seperti penggunaan aplikasi pembelajaran berbasis Android, pengenalan konsep etnomatematika, hingga pelatihan pembuatan lembar kerja digital interaktif.
Sebagian besar peserta merasa antusias dan siap mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh. Salah satu guru peserta, Siti Nurhayati, menyatakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini.
“Saya biasanya hanya mengandalkan buku dan alat peraga tradisional dalam mengajar. Setelah pelatihan ini, saya bisa memanfaatkan teknologi untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik bagi anak-anak,” ujar Siti.
Selain pelatihan, program ini juga melibatkan pendampingan berkelanjutan, di mana tim pengabdian dari UNM dan mahasiswa akan terus memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada para guru PAUD dalam mengimplementasikan teknologi yang telah diajarkan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi para guru hingga mereka benar-benar mahir dalam menerapkan teknologi dalam pembelajaran. Ini bukan hanya pelatihan sesaat, tetapi sebuah program yang berkelanjutan,” tambah Isbar Pratama.
Dengan terlaksananya program ini, diharapkan terjadi peningkatan signifikan dalam kualitas pendidikan PAUD di Kecamatan Binamu dan sekitarnya, yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Jeneponto secara keseluruhan.
Tinggalkan Balasan